KALTARAUPDATE.COM,TARAKAN – Momen debat perdana Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan periode 2024-2029, Paslon Nomor Urut Satu Kharisma kompak menjawab langkah dan strategi dari persoalan kesehatan.
Sebagaimana diketahui di segmen ketiga, Calon Wali Kota Tarakan, dr.Khairul,M. Kes menjawab sub tema B berkaitan kesehatan dan berlangsung dua putaran.
Pada putaran pertama, Khairul menjawab strategis sistematis yang akan dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi di Tarakan. Pertama kata Khairul, yang juga Wali Kota Tarakan periode 2019-2024, kematian bayi biasanya dimulai dari proses kehamilan.
“Salah satunya, orangtua yang jarang memeriksakan kehamilan di tenaga kesehatan memiliki potensi melahirkan bayi tidak sehat dan juga mengakibatkan meningkatkan risiko kematian bayi,” bebernya.
Sehingga tentu lanjutnya, ada upaya agar ibu hamil harus memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Posyandu diaktifkan kembali dimana sebelumnya mati suri pasca Covid-19. Karena sejak Cvid-10 2020-2021 dilarang keluar rumah dan tempat umum.
“Peran nakes, kader kesehatan, kader dasawisma, kader PKK ini harus diaktifkan bagaimana mobilisasi ibu hamil agar mau memeriksakan diri ke Posyandu, puskesmas dan bidan yang membuka praktik,” ungkapnya.
Kemudian kedua, pemerintah harus menyiapkan faskes yang memadai. Jika terjadi kegawatdaruratan janin atau ibu hamil, bisa dilakukan pertolongan segera. Perluasan faskes dan tenaga kesehatan memadai juga menjadi strategi yang bisa diterapkan.
Ia menegaskan bahwa dari sisi kuantitas dan kualitas faskes harus disiapkan negara. Selain itu, ada program perbaikan gizi ibu hamil. Program dicanangakan Prabowo Subianto yakni Makan Siang Gratis (MBG) bisa dioptimalkan tidak hanya anak sekolah.
“Bisa juga untuk ibu hamil dan masyarakat rentan dan didukung sepenuhnya. Dalam jangka panjang berdampak pada penurunan angka kematian bayi dan juga angka kematian ibu yang melahirkan,” jelasnya.
Terakhir melengkapi jawaban Khairul,
Ibnu Saud, Calon Wakil Wali Kota Tarakan juga ikut menjelaskan yang paling penting juga ada kampanye melibatkan seluruh kelompok masyarakat.
“Mulai dari kelompok ulama, pendeta, semua menyadarkan bahwa kematian bayi jangan dipandang sebagai takdir.
Kita harus menyadarkan kesehatan janin ibu hamil menjadi penting karena dari sanalah segala sesuatu sangat bermula,” jelasnya,” tukasnya. (SL)
Discussion about this post