KALTARAUPDATE.COM- Masih di segmen keempat putaran ketiga dan keempat, pertanyaan seputar sub tema ekonomi dan pelayanan digital dipaparkan lugas Paslon Kharisma di acara debat perdana tadi malam, Kamis (14/11/2024) di Jakarta.
Dimana pertanyaan disampaikan moderator adalah langkah konkret mendorong pemanfaatan digitalisasi ekonomi dalam rangka peningkatan produktivitas tenaga kerja UMKM.
Menjawab pertanyaan ini, Khairul menjelaskan harus dibedakan sektor informal dan formal. UMKM menjadi sokoguru dari perekonomian khususnya di Tarakan.
Ia menyebutkan selama periode pertama, 87 persen UMKM menyerap tenaga kerja yang ada di Tarakan sisanya adalah sektor formal.
“Sektor informal termasuk UMKM itu 87 persen. Kemudian pertumbuhan ekonomi di Tarakan itu 93 persen ditopang sektor UMKM. Ini menjadi sangat penting dan urgen untuk didukung. Semasa awal menjabat 2019 UMKM kita di kisaran 7.000 tahun 2019 dan 2023 kemarin 28.00,” urainya.
Dalam hal ini, pemerintah harus menginisiasi di tengah era digital dan marketplasce menjadi suatu keniscayaan harus dihadapi.
“Maka strategi melatih pelaku UMKM melek teknologi. Ibu rumah tangga pelaku UMKM dilatih mengemas, membuat konten dan difasilitasi market place. Termasuk membeli produk lokal sendiri. Baju batik misalnya didorong mereka untuk dicetak dan kita beli sehingga tumbuh minat memproduksi,” jelasnya.
Ibnu Saud, Calon Wali Kota Tarakan juga menambahkan bahwa pelaku UMKM harus dibantu. Salah satunya optimalisasi program pemerintah pusat dari sisi penghapusan utang yang akan dicanangkan sehingga pelaku UMKM bisa mendapatkan bantuan modal.
Putaran keempat, pertanyaan berkaitan dengan kota cerdas dimanaditandai pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai aspek pengelolaan pemerintahan. Begitu juga meminimalisir kontak langsung pengguna layanan dan petugas layanan. Selain konsep MPP yang dikenal, langkah apa yang bisa diterapkan Kharisma berkaitan inovasi menjawab kebutuhan pemanfaatan teknologi AI atau kecerdasan buatan dalam layanan public.
Khairul menjawab bahwa dulu, visi adalah terwujudnya Kota Tarakan sebagai kota maju menuju Smart City. Sekarang adalah kota cerdas fokus perdagangan ekonomi kreatif dan perikanan dan kelautan. “Kita dulu konsen digitalisasi. 90 persen layanan terdigitalisasi. Mau urus perizinan ada OSS.
“AI ke depan Pemkot harus mengikuti perkembanga. Dunia tanpa batas akan terjadi, pengembangan ke depan banyak produk di kesehatan salah satunya sudah dimulai, termasuk metaverse kita agak sedikit tertinggal dan ini bagian pekerjaan rumah,” jelasnya.
Ibnu Saud juga menambahkan bahwa di sektor ini masih harus dilakukan banyak hal. Sehingga pemerintah kota harus mengajak kerja sama dengan universitas di Kaltara dan universitas top di Indonesia sehingga AI bisa diaplikasikan. “Karena ini bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan,” terangnya. (SL)
Discussion about this post