KALTARAUPDATE.COM – Debat pertama dilaksanakan KPU Tarakan berlangsung di Jakarta Kamis (14/11/2024) tadi malam.
Kegiatan debat perdana penajaman visi misi dan program Paslon Nomor Urut 1 Khairul-Ibnu Saud yang akan berkontestasi di Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan 2024-2029 digelar di Stasiun Metro TV Jakarta.
PJ Wali Kota Tarakan, Dandim dan Kapolres Tarakan serta jajaran komisioner dan Bawaslu dan unsur forkopimda serta tim perumus dan panelis.
Debat pertama ini, enam segmen disiapkan. Segmen pertama pemaparan visi misi dan program Paslon Kharisma. Segmen kedua menjawab pertanyaan sub tema bagian A yakni pendidikan. Segmen ketiga menjawab pertanyaan dengan sub tema bagian B Kesehatan. Segmen keempat menjawab pertanyaan dengan sub tema bagian C dan D yakni Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan ekonomi. Terakhir segmen kelima menjawab dua pertanyaan yang dipilih panelis berasal dari masyarakat Tarakan. Dan segmen terakhir penutup.
Segmen kedua berkaitan dengan pendidikan, Calon Wali Kota Tarakan, dr. Khairul,M.Kes menjawab pertanyaan berkaitan program Kharisma meningkatkan partisipasi anak usia MTS SMP Tarakan dalam lima tahun ke depan.
Calon Wali Kota Tarakan, dr. Khairul,M.Kes menjelaskan bahwa dalam rangka meningkatkan partisipasi anak sekolah, pertama menyiapkan sarpras untuk pendidikan. Selanjutnya, memotivasi anak-anak orangtua untuk menyekolahkan anaknya dengan tentu pemerintah memberikan kemudahan akses baik akses jarak termasuk juga memberikan pendidikan gratis.
“Seperti diprogramkan ke depan dan sudah kami lakukan di lima tahun terakhir. Termasuk berikan apresiasi beasiswa, sekolah gratis kepada anak-anak tidak mampu. Dimana kadang sekolah gratis tapi anak-anak tidak mampu membeli pakaian sekolah sepatu dan lainnya,” papar Khairul.
Kemudian termasuk juga memberikan apresiasi kepada anak-anak berprestasi. Sehingga mereka memiliki motivasi tinggi untuk bersekolah. Dalam hal ini harus diciptakan suasana kompetisi yang baik sehingga mereka mau terus memasuki dunia pendidikan.
“Selanjutnya mencari anak didik yang lulus SD namun tidak melanjutkan sekolah salah satu faktornya karena dipekerjakan orangtua,” ungkapnya.
Ini juga jadi upaya agar mereka tetap bisa mengenyam pendidikan minimal 12 tahun dan sesuai kewenangan, di kota hanya 9 tahun karena menangani SD dan SMP saja. Serta ciptakan sekolah ramah anak
Calon Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Saud menjelaskan juga bahwa sekolah juga harus mampu menciptakan ekosistem sekolah nyaman. Meningkatkan keterampilan guru, upgrading skill.
“Hal ini penting sebagai dasar harus menjadi mental strenght peserta didik di SD SMP. Sehingga sekolah punya peran sebagai pengganti rumah bisa diwujudkan,” jelas Ibnu Saud melengkapi jawaban Pak Dokter.
Selanjutnya pada putaran kedua segmen kedua, masih dengan sub tema A. Pendidikan, Kharisma mendapat pertanyaan dari panelis terkait strategi apa yang bisa dilakukan dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan angka partisipasi pendidikan dalam lima tahun mendatang.
Calon Wali Kota Tarakan Nomor Urut 1, dr. Khairul menjawab bahwa pertama pemerintah harus menyiapkan infrastruktur pendidikan yang baik. Dimungkinkan banyak hal terjadi dan masih perlu diteliti.
“Apakah karena memang tempat atau sarana pendidikan berkurang karena pertambahan penduduk dibanding tahun sebelumnya. Kota Tarakan ini fenomenanya setiap tahun ada pertambahan penduduk di kisaran 8.000 jiwa sampai 10.000 jiwa. Sehingga saya kira perlu antisipasi ruang belajar atau rombel harus dilakukan dengan baik,” urainya.
Jangan sampai, daya tampung sekolah dengan jumlah pertambahan penduduk bisa tidak seimbang. Dan menurutnya ini dimungkinkan menyebabkan tingkat partisipasi pendidikan menurun karena salah satunya akses masuk ke sekolah berkurang.
“Ke depan strateginya menambah sekolah baru. Kedua, siapkan transportasi dengan jarak terlalu jauh karena mungkin ada zonasi dan lain-lain. Sehingga ini perlu dipikirkan. Transportasi berupa bis sekolah gratis disiapkan pemerintah,” paparnya.
Selanjutnya harus menyiapkan biaya operasional pendidikan yang cukup dan di sinilah peran negara harus hadir. Dalam rangka sekolah bisa gratis dan BOP ditanggung negara. Tak boleh ada pungutan sekolah memberatkan orangtua murid dan bisa mengurangi partisipasi keengganan orangtua murid menyekolahkan anaknya.
“Tapi saya kira perlu penelitian lebih dalam, lebjh tajam, dan efektif untuk menangani angka partisipasi murid,” beber pria yang disebut Pak Dokter ini.
Tak ketinggalan, Calon Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Saud menyampaikan bahwa program pemerintah pusat saat ini salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG) ia yakini akan membuat animo orangtua atau masyarakat semangat menyekolahkan anaknya.
“Penyebabnya saya, karena program makan bergizi gratis ini. Dicatat, insyaAllah animo masyarakat nanti akan signifikan meningkat,” pungkasnya. SL
Discussion about this post