KALTARAUPDATE.COM – Kenaikan harga sayuran lokal di Tarakan diakui karena banyak petani gagal panen. Ini dibenarkan salah seorang penjual di Pasar Gusher Tarakan.
Sebut saja Ibu Linda. Ia mengakui memang untuk beberapa komoditas jelang Nataru alami kenaikan.
“Sekarang musim hujan, petani itu banyak gagal panen karena sayurnya banyak yang mati, tidak bisa dipanen. Gagal karena hujan terus kan,” paparnya.
Kondisi cuaca di Desember akhir tahun ini cukup mematikan usaha pertanian lokal di Tarakan. Ia melanjutkan lagi, kondisi sayur yang sudah ditanam benihnya tak bisa tumbuh dengan subur dan malah membusuk di lahan perkebunan.
“Stok sayurnya kurang. Tapi masih ada juga yang panen di lahan yang agak tinggi lahannya,” paparnya.
Ia melanjutkan lagi, contoh misalnya harga kacang panjang per kg di kisaran Rp 15 ribu. Padahal untuk harga sebelumnya hanya di kisaran Rp8 ribu per kg.
“Dengan harga Rp15 ribu sebanyak dua ikat ini dibagi lagi,” jelasnya.
Ia mengakui jelang Nataru memang selalu terjadi kenaikan harga sampai bulan Januari mahal sayuran. ” Lombok juga naik biasanya tapi tahun ini lombok tidak naik, malah turun. Harga sekarang Rp50 ribu. Kalau tahun lalu bisa sampai Rp100 ribu,” paparnya.
Ia melanjutkan lagi stok cabai dimungkinkan tak mengalami kenaikan karena stoknya cukup banyak tersedia. Kemudian bawang merah dan bawang putih diperkirakan harga tetap sama. Bawang merah Rp45 ribu per kg, bawang putih Rp42 ribu per kg.
“Tomat ada di angka Rp18 ribu, harga stabil. Biasanya kalau murah bisa sampai Rp15 ribu,” ujarnya.
Jika kapal yang memuat barang masuk tentu stok tersedia. Jelang Nataru, ia mengakui pasar kadang ramai dan kadang sepi.
“Kalau ramai hari Sabtu Minggu pas liburan,” tukasnya. (SL)
Discussion about this post