KALTARAUPDATE.COM – Debat kedua penajaman visi, misi dan program Paslon Nomor Urut 1, Khairul-Ibnu Saud (Kharisma) berlangsung lanca berlokasi di Hotel Tarakan Plaza Kota Tarakan.
Debat berlangsung Rabu (20/11/2024) malam dihadiri ratusan massa. Total ada 29 komunitas relawan mengawal langkah Kharisma menuju podium debat terakhir malam ini.
Di antaranya kata Henri, Ketua Relawan Muda ada Tim Berkibar, Tim Jadi, Tim KIS, Tim Kris, Tim Pira, Relawan Muda, Tim Pejuang, Tim Phakis, Driver Kharisma, Relawan Perikanan, Nusantara, Roket Utara, Relawan Koperi, Relawan Sahabat Karib, Relawan Muda Oke, Relawan Dr Ary, Relawan Plobamora.
“Kemudian ada Juba Hitam, Kawan DS Relawan Perumahan, Relawan Mandor, PGMP Kharisma, Relawan Paps Relawan Barista Relawan Tanjung Pasir, Relawan Swiss, Relawan Pesisir Pantai Amal, Relawan Jubah Hitam Kharisma, Garuda Kharisma Siber,” beber Henri Bin Hatta.
Tampak rombongan telah tiba pukul 19.00 WITA. Paslon Kharisma, kompak memakai pakaian berwarna putih masing-masing didampingi sang istri.
“Ratusan dan ada 29 kelompok, masing- masing relawan membawa 25 massa bahkan ada yang 50 orang hanya saja dibatasi ruang sehingga sebagian menunggu di luar,” tukasnya.
Diketahui adapun lima orang tim panelis yang menyusun pertanyaan di antaranya ada Aslan, Dosen Fakultas Ekonomi Unikal, Dr. Jamil, dosen FKIP Unmul, Dr. M. Syaiful k
Kepala Laboratorium Ilmu Politik UIN Alaudin Makassar, Zulkasman, Fouder Direktur Eksekutif Agora Research dan Zulfauzi, praktisi hukum. Kemudian tim perumus terdiri dari Dr Nur Asikin, Ketua Forum Komunikasi, Dosen Provinsi Kaltara, kemudian ada Dr Okky Handyani, Dr Otih Handayani, Dr Syarifah Rafiqa.
Segmen pertama, Paslon Kharisma memaparkan visi dan misi serta program kerja. Kemudian segmen kedua, paslon menjawab pertanyaan huruf abjad bagian A1,A2 dan A3 yang disiapkan panelis berkaitan tema. Di segmen kedua berlangsung dua putaran. Pertanyaan disampaikan moderator yakni infrastruktur drainase penampungan penting untik mencegah banjir.
Sistem ini butuh saluran pembuangan yang memadai di antaranya embung dan sumur resapan. Tentunya dengan curah hujan tinggi dengan lahan terbatas dan infrastruktur menjadi priorits. Namun kapaitas drainase belum optimal berdasaekan identifikasi rancangan teknotkrarif RPJMD 2025- 2029.
Paslon dipertanyakan bagaimana langkah paslon bisa berkolaborasi secara strategis dan terintegrasi untuk memastikan peningkatakan kualitas drainase dan lingkungan berkualitas tetap mendukung.
Calon Wali Kota Tarakan, dr.Khairul, M.Kes menyampaikan pertama mengenai, persoalan banjir menjadi salah satu program prioritas. Karena pihaknya melihat Tarakan dalam lima tahun terakhir walaupun upaya penanganan banjir telah dilakukab. Namun diakuinya masih ada genangan ditemukan. Misalnya di Kelurahan Karang Anyar, Kelurahan Karang Anyar, Kelurahan Karang Harapan, Kampung Enam dan Kelurahan Gunung Lingkas. Sehingga butuh penanganan terintegrasi.
Dengan kondisi drainase tidak mampu menampung maka ke depan butuh strategi baru yakni direncanakan sistem pompanisasi daerah.
“Kondisinya karena lahan sulit dilakukan pembebasan dan banyaknya bangunan permanen dan bisa merusak struktur ekonomi kalau diganggu. Jadi sistem pompanisasi bisa diterapkan,” kata Khairul.
Kemudian, daerah resapan yang terganggu perlu reboisasi. Salah satunya menampung resapan air berlebihan dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber mata air yang bisa dipergunakan di musim tertentu.
Calon Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Saud menyampaikan juga bahwa tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Masyarakat juga jarus terlibat.
” Harus bangun kesadaran masyarakat bahwa drainase kadang terjadi penyumbatan sehingga perlu gotong royong. Termasuk budaya buang sampah harus sesuai pada tempatnya,” paparnya.
Masih di segmen kedua, putaran
kedua moderator membacakan pertanyaan masih berkaitan infrastruktur.
Pertanyaannya, jika nanti terpilih bagaimana kebijakan dan strategi paslon dalam menyeimbangkan pembangunan dan pelestarian lingkungan sesuai rencana tata ruang. Dalam hal ini, Calon Wali Kota Tarakan, dr Khairul menyampaikan bahwa semua sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayan (RTRW) Perda Tahun 2021. Khairul memaparkan bahwa saat ini data dalam mempertahankan hutan lindung berada pada posisi 28 persen.
“Kemudian RTH Insyaallah kalau dilihat data memang masih belum capai target seperti disyaratkan. Kita akan coba menambah. Setiap tahun 75 hektar ada RTH bekerja sama pemilik lahan. Dan ini diwajibkan rumah tangga membuat tanaman memperluas area RTH,” ujarnya.
Harapan ke depan juga tidak ada tumpang tindih kawasan permukian, industri, kawasan RTH, kawasan hutan manggrove bisa tertata baik dan keberlangsungan kota jangka panjang terjadi. “Sustainable development tetap berlangsung dan memperhatikan lingkungan sebagaimana dalam visi misi,” jelasnya.
Terakhir, Calon Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Saud menyampaikan bahwa persoalan tersebut sudah ada dalam misi terakhir poim kelima yakni mewujudkan dan berkelanjutan.
“Negara juga harus dilibatkan hadir mencari jalan keluar jika berkaitan dengan kepemilikan lahan,” pungkasnya. (SL)
Discussion about this post