KALTARAUPDATE.COM – Berlokasi di ruang Perpustakaan KPwBI Provinsi Kaltara, kegiatan sosialisasi Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah dan penggunaan QRIS digelar Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) digelar dan dihadiri Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Tarakan, Jumat (12/9/2025).
Kepala KPwBI Kaltara, Hasiando Ginsar Manik yang diwakili Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltara, Seno Indarto menyampaikan, bahwa pemahaman Cinta Bangga dan Paham Rupiah haruslah sejak dini disampaikan.
“Edukasi ini dinilai penting, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan seperti Kaltara,” beber Seno, sapaan akrabnya.
Ia juga menjabarkam bahwa Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah sebagaimana diatur sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dan sosilisasi ini tidak hanya satu dua kali dilaksanakan. Sebelumnya juga sudah pernah dilakukan di perbatasan tepatnya Krayan.
“Bank Indonesia ingin memastikan masyarakat semakin paham dan bangga menggunakan Rupiah. Termasuk bagaimana menggunakan uang Rupiah,” bebernya.
Diharapkan lanjutnya, mereka yang menghadiri sosialisasi bisa memahami minimal mengetahui bahwa uang Rupiah tidak boleh dilipat, distaples, dicoret, dibasahi dan meremas uang kertas.
Sementara itu, turut hadir Sekretaris PPDI Kota Tarakan, Gode Permana mewakili kelompok disabilitas menyampaikan sosialisasi hari ini sangat membantu bagi anggota PPDI karena bisa mendapat pengetahuan baru yang didapatkan terkait bagaimana mengidentifikasi keaslian uang Rupiah.
Pengetahuan tentang Rupiah lanjutnya yang sebelumnya tidak pernah terlintas seperti bagaimana mengidentifikasi uang rupiah yang asli kini bisa dipahami.
Ada beberapa dijelaskan bagaimana kami bisa tahu uang ini asli atau tidak, dan ketika transaksi tidak dibohongi,” urai Gode.
Ia melanjutkan lagi, uang Rupiah sendiri khusus bagi tuna netra telah disiapkan untuk mengetahui uang tunai Rp100 ribu, uang tunai Rp50 ribu dan uang tunai Rp20 ribu.
“Ini juga sangat membantu kami, teman-teman disabilitas terutama teman-tenan tuna netra. Kemudian tentang penggunaan QRIS. Ini hal baru bagi kami karena keterbatasan kami, keterbatasan aksesbilitas jadi pengetahuan tentang uang masih sangat terbatas,” kata Gode.
Ia berharap dengan adanya sosialisasi QRIS jadi mengetahui cara menggunakan transaksi QRIS dan diharapkan ada sosialisasi lain lagi yang bisa disampaikan BI kepada PPDI Kota Tarakan. (SL)
Discussion about this post