KALTARAUPDATE.COM – Film Cyberbullying akhirnya resmi dirilis dan tayang di XXI Grand Tarakan Mall Kota Tarakan. Film ini merupakan garapan Dinamika Lestari (DL) Entertainment.
Siang tadi, penayangan melibatkan Pemkot Tarakan, Polres Tarakan dan seluruh jajaran instansi terkait berlangsung di XXI Grand Tarakan Mall Tarakan, Rabu (29/10/2025).
Diketahui, film Cyberbullying menyajikan cerita bagaimana penguatan pendidikan karakter sebagaimana tertuang dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017. Film ini juga mendapat apresiasi dan dukungan dari Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid dan Kapolri, Jendral Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Tarakan, Alyas mewakili Wali Kota Tarakan bersama Kabag SDM Polres Tarakan, AKP Kistaya mewakili Kapolres Tarakan hadir memberikan sambutan.
Tampak pula hadir dari perwakilan Disdik Tarakan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pelrindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluaga Berencana, serta jajaran OPD lainnya.
Dikatakan Alias, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Tarakan, Cyberbullying dalam film menayangkan bagaimana dampak negatif bagi pemeran yang menjadi korban.
Sehingga menurutnya film ini sangat menjadi edukasi dan layak untuk ditonton semua genre.
“Ini perlu diantisipasi. Peran semua pihak, peran orangtua, peran guru untuk meminimalisir dampak dari bullying ini,’ beber Alyas.
Kegiatan siang tadi sekaligus sebagai sosialisasi penguatan pendidikan karakter. Di sekolah diharapkan, ada pendidikan karakter, semua memahami bukan hanya tempat untuk menimba ilmu pengetahuan melainkan juga tempat untuk menerapkan nilai-nilai kehidupan.
“Di sinilah karakter empati dan rasa hormat dan rasa hormat kepada sesama terbentuk namun di tengah kemajuan zaman dan perkembangan teknologi kita dihadapkan pada fenomena bullying yang semakin kompleks tidak hanya terjadi secara fisik di sekolah tetapi juga secara daring di media sosial,” lanjutnya.
Ia melanjutkan lagi bahwa, perilaku bullying sekecil apapun dapat meninggalkan luka yang dalam bagi korban.
Tentuny lanjutnya korban bisa merasakan percaya diri yang turun dan berdampak pada masa depan anak.
Sehingga ia melanjutkan, sekolah harus menjadi tempat yang paling aman nyaman dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik.
“Peran kepala sekolah sangat strategis dalam membangun budaya positif di lingkungan pendidikan. Kepemimpinan. menjadi teladan dan itulah seluruh ekosistem sekolah dapat bergerak guru tenaga pendidik hingga peserta didik untuk menciptakan suasana yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi,” tegasnya.
Pemerintah Kota Tarakan juga lanjutnya terus berkomitmen untuk memperkuat pendidikan dimana hal tersebut sejalan dengan misi kota. Dimana salah satunya, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
“Upaya pencegahan bullying tidak bisa hanya sebatas sosialisasi tetapi harus menjadi gerakan bersama gerakan sekolah ramah anak dan gerakan saling menghargai, gerakan peduli sesama,” bebernya.
Ia juga berharap setelah kegiatan ini seluruh kepala sekolah dan seluruh tenaga pendidik dapat menjadi agen perubahan.
” Menanamkan nilai empati gotong-royong toleransi dan tanggung jawab sosial di sekolah masing-masing. Mari kita ciptakan lingkungan belajar yang mendorong anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang cerdas serta intelektual kuat secara mental dan baik secara moral,” pungkasnya.
.
Kabag SDM Polres Tarakan, AKP Kistaya mewakili Kapolres Tarakan ikut menyampaikan bahwa, pendidikan karakter sangat penting dan utama bagi kemajuan bangsa.
” Dengan karakter yang kuat akan melahirkan individu-individu yang berkualitas, berintegritas, dan juga bertanggung jawab,” lanjutnya.
Ia nlmelanjutkan bahwa, tugas menjaga keamanan dan ketertibaan tidak dapat dilaksanakan kepolisian sendiri.
“Kami membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, baik tenaga pendidik, masyarakat yang lain, ataupun di keluarga, termasuk juga media,” terang AKP Kistaya.
Sehingga lanjutnya, upaya membangun generasi muda yang berakhlak, berintegritas, dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi tak lepas dari tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini semakin komplek.
“Oleh karena itu, pembentukan karakter menjadi pondasi utama dalam menghadapi tantangan tersebut. Kami percaya pembentukan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat kepolisian ataupun lembaga pendidikan saja. Namun menjadi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (SL)



















Discussion about this post