KALTARAUPDATE.COM – Ekonomi Kaltara tercatat pada Triwulan III 2025 lebih tinggi meski berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.
Provinsi Kalimantan Utara tercatat tumbuh 4,61 persen yoy pada Triwulan III 2025, meningkat dibandingkan Triwulan II 2025 sebesar 4,54 persen. Secara nasional, Provinsi. Kaltara menempati urutan ke-25 dan masih berada di bawah level PDB Nasional.
“Kondisi perekonomian di Kalimantan Utara sebetulnya dia meningkat dari 4,54 persen ke 4,61 persen. Berada di urutan 25 dari 39 provinsi yang terpantau di sini,” kata Kepala KPw BI Provinsi Kaltara, Hasiando G.Manik.
Jika dilihat, peringkat pertama menduduki ada di Maluku Utara, disusul Sulawesi Tengah, kemudian Kepulauan Riau dan Bali, lalu Sulbar, lalu Sulawesi Tenggara, Gorontalo, DI Yogyakarja,.
Urutan selanjutnya, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Banten, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Lampung, Total, Sulsel, Riau, DKI Jakarta, NTT dan Jami.
“Kaltara ada di urutan 25, kemudian menyusul Bengkulu, Sumut, Aceh, Papua pegunungan, Maluku, Kaltim urutan 31, Papua, Papua Selatan, Papua Barat Daya, Sumbar, Kepulauan Bangka Belitung, NTB, Papua Barat dan Papua Tengah,” paparnya.
Ia melanjutkan, tantangan saat ini sebetulnya adalah bagaimana agar perekonomian Kalimantan Utara bisa lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional.
Tentu sebagai provinsi yang relatif baru, berkinginan agar menjadi salah satu kontributor perekonomian nasional Kontributor atau lokomotif perekonomian nasional.
“Kita berharap dengan adanya kawasan industri ini KIPI, KIHI yang saat ini dalam proses commissioning untuk perusahaan pengolahan aluminium yang mana di awal tahun mereka akan mulai berproduksi Harapannya itu akan meningkatkan nilai tangga,” ujarnya.
Ada dua kontributor utama penyumbang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara. Yakni investasi dan net ekspor.
“Jadi perekonomian Kalimantan Utara secara pangsa, secara andil itu banyak menggantungkan pada investasi dan ekspor Itu kelihatan disana ada proporsi dari PMTB Net export itu 45 persen, investasi atau PMTB itu 30,19 persen, ada konsumsi rumah tangga,” jelasnya.
Investasi di Kalimantan Utara secara historis memang menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
“ Tapi dirasa belum optimal Kenapa? Karena dia indeks incremental capital output ratio (ICOR)-nya itu relatif, kalau kita lihat IPO-nya meningkat sebetulnya kalau dalam Teori Ekonomi Efisiensi high investasi bisa berkontribusi besar pada perekonomian keseluruhan. Nah ini memang dia sedikit saja rasionya meningkat,” ujarnya.
Salah satu aspeknya kalau menurut penelitian pihaknya, adalah investasinya ini banyak berasal dari sektor tambang. Nanti harapannya ketika sudah masuk industri Sektor industri generalisasi industri investasi yang masuk akan diikuti oleh sektor-sektor pendukungnya.
“Sehingga nanti bisa lebih dirasakan tambahan investasinya terhadap perekonomian Kalimantan Utara,” tukasnya. (SL)

















Discussion about this post